Sunday, May 15, 2016

Mengapa ada perusahaan yang Sukses besar dalam menjalankan Continuous Improvement dan ada yang tidak?

Inisiatif program continuous improvement telah menghasilkan dampak yang luar biasa untuk bisnis, baik dalam hal penurunan biaya produksi, peningkatkan kualitas produk, dan sebagainya. Banyak sekali perusahaan yang mendapatkan manfaat yang besar dengan menjalankan program ini, bahkan karyawan ikut serta merasakan keuntungan dari program ini. Bahkan ada perusahaan yang telah menjalankan program continuous improvement selama bertahun-tahun dan terus menerus memperoleh manfaatnya. Perusahaan-perusahaan ini sudah menganggap continuous improvement sebagai resep paling ampuh dalam mencapai tujuannya menjadi operational excellence. Better quality, faster, with lower cost

Tetapi di sisi lain, ada juga perusahaan yang mencoba menerapkan inisiatif program CI ini tapi gagal dalam menjalankan. Kegagalan ini bahkan membekas sampai menjadi traumatis, sehingga dianggap sebagai "flavor of the month". Sehingga saat ada program CI didengungkan, langsung mereka bersikap pesimis dan apatis terhadap program ini. "Program ini tidak akan pernah berhasil di perusahaan ini" "Kami sudah mencobanya dan sudah pernah gagal" "Kami memiliki pengalaman buruk dengan program ini" dan sebagainya.

Semua statement negatif tersebut seakan menjadi mental block yang sudah sangat kuat di perusahaan tersebut. Bahkan saat ada pemimpin baru menjabat di perusahaan tersebut, maka penolakan terhadap keinginan untuk melakukan perubahan ini sangat kuat. Sehingga energi negatif yang dirasakan sedemikian besarnya, ibarat mesin mobil yang sudah lama mati dan berkarat, enggan untuk dinyalakan lagi.

Inilah kenyataannya, kontradiksinya sedemikian besarnya, program CI di suatu perusahaan sangat sukses, dan menyentuh keseluruh elemen organisasi. Sedangkan di perusahaan lain, program CI seperti sebuah hantu yang menakutkan dan diwaspadai. Akhirnya kita akan kembali kepada pepatah ini "Sebagus apapun programnya, tidak akan pernah bisa berjalan jika sumber daya manusianya masih bermasalah".

Jika seseorang tidak mau berubah, maka siapapun tidak ada yang bisa menolongnya. Bahkan sampai seburuk dan sekronis apapun masalah yang tengah dihadapi oleh perusahaan tersebut saat ini

Hal inilah yang sy lihat selama ini. Regardless, seberapa besar manfaat yang dihasilkan dari program perubahan ini, bukan berarti perubahan tersebut akan dengan mudah diterima oleh semua orang.
Bukan berarti jika dulu kita pernah mengalami kegagalan, maka kegagalan yang sama pasti akan terulang lagi. Yang kita butuhkan adalah mencari akar penyebab, mengapa kegagalan tersebut terjadi, dan belajar dari kegagalan tersebut. Ada mindset penting dalam continuous improvement yaitu "We can accept people making mistake, but we can not accept if they are doing nothing". Semangat inilah yang paling penting, terkadang untuk berhasil, kita akan mengalami kegagalan lebih dulu, tetapi dari kegagalan tersebut, kita belajar kesalahannya. Sehingga ke depan kita akan lebih siap dan dapat memperbaikinya. Selama mindset menerima kegagalan ini bisa diterima, maka semangat continuous improvement akan tetap berjalan. Hal inilah yang menjadi landasan bagi para pemimpin perusahaan dalam menjalankan perubahan dalam organisasinya.

Dengan memiliki kesamaan pandangan, tentang semangat perubahan, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, maka hal ini akan memberikan keyakinan yang besar terhadap seluruh organisasi yang dipimpinnya. Sekelompok domba yang dipimpin oleh seekor singa akan lebih berani dibanding sekelompok singa yang dipimpin oleh seekor domba. In the end, leadership is everything. This is what make the difference between great organization or just an ordinary