Value Stream Mapping
adalah tools yang sangat powerful untuk melihat business process secara
keseluruhan. Ibaratnya kita dapat melihat semuanya dengan helicopter view.
Value Stream Mapping memberikan kita gambaran utuh tentang bisnis process baik
dari sisi pergerakan material dan juga pergerakan informasi. Mulai dari permintaan
customer, diterima oleh sales, diprocess oleh PPIC, dijadikan order raw
material oleh purchasing ke supplier, supplier mengirimkan barang ke gudang raw
material, di proses di produksi sampai menjadi finished good, sampai akhirnya
gudang finished good melakukan pengiriman ke customer.
Dengan adanya data yang
sangat detil mengenai demand, stocks, delivery schedule, cycletime, manpower,
jam kerja, uptime, rework, scrap, changeover, lot size, dll maka kita bisa
melihat banyak masalah yang bisa dijadikan peluang untuk melakukan improvement.
Dan dari sekian banyak peluang yang muncul kita bisa menentukan prioritas
sesuai kebutuhan bisnis.
Pertanyaan yang harus
kita gunakan saat menganalisa VSM adalah
1.
Berapa demand
yang ingin kita capai, berapa planned capacity dan takt time yang dijadikan
goal
2.
Apakah demand
product ini high in volume, high variability, seasonal, atau one time? Disini kita
perlu membuat demand profile untuk menentukan model planningnya apakah make to stock atau make to order? menentukan min-max?
3.
Dimana letak
bottleneck dari urutan proses produksinya?
4.
Dimana kita
bisa membuat one piece flow? Line balancing? Relayout? WorkCell? Standardized
work?
5.
Dimana kita
akan menempatkan supermarket pull? apa yg digunakan utk sinyal pull?
6.
Bagaimana
model schedule yang paling optimum? Terkait dengan rush order? Leveling
schedule? Visual board? timeframe fixed schedule?
7.
Bagaimana
monitoring dan control terhadap performance bottleneck?
8.
Di proses
mana saja yang harus diprioritaskan dilakukan improvement terkait rework? Scrap?
Machine downtime? mempercepat waktu changeover dan cleaning?
9.
Bagaimana
arrangement schedule delivery dari supplier ke kita?
10.
Bagaimana
melakukan control terhadap performance supplier?
Dari
pertanyaan-pertanyaan penting tersebut maka kita mendesign value stream future
yang kita inginkan. Dan disinilah bisa dibuat gap analysis terhadap current
state, ditandai dengan kaizen burst di setiap area.
Setelah identifikasi
selesai dilakukan di setiap titik, maka kita bisa mulai merancang rencana untuk
project executionnya yang diurutkan berdasarkan prioritas. Disini sudah bisa
mulai dipilah apakah hal tersebut termasuk one point kaizen yang bisa dilakukan
cepat, kaizen event selama satu minggu, atau project improvement yang harus
difasilitasi dan dimonitor oleh sponsor.
Project plan ini
sekaligus menentukan person in charge sebagai project leadernya, team member,
sponsor, dan timeframe dari project tersebut. Darisinilah maka lean
transformation akan berjalan, dieksekusi, dan benefit besar akan mulai diraup
baik dalam hal cost, productivity, quality, cashflow, leadtime, dan lainnya
No comments:
Post a Comment