Friday, January 26, 2018

Langkah-langkah penerapan Lean di perusahaan Indonesia? - Part #1

Istilah Lean pertama kali dikenalkan oleh James Womack dalam bukunya yang berjudul Machine that changed the world di tahun 90an, meskipun sebenarnya implementasi Lean sendiri sudah terjadi di Toyota sebelum itu dengan konsepnya Toyota Production System. Kemudian karena Lean sudah menjadi best practice bagi perusahaan otomotif untuk meningkatkan efisiensi secara signifikan, maka perusahaan manufacture yang lain mulai banyak yang menerapkan, bahkan akhirnya bukan filosofi Lean ini meluas implementasinya sampai ke perusahaan non manufacture. Sedangkan di Indonesia, adopsi Lean di perusahaan-perusahaan lokal masih belum banyak, bahkan mengenal istilah Lean masih asing di telinga para pemimpin dan pemilik perusahaan. Hal ini mengingat perusahaan lokal di Indonesia yang memiliki karakter berbeda dengan perusahan-perusahaan asing PMA. Kalau kita amati, perusahaan lokal di Indonesia memang masih belum banyak aware mengenai konsep-konsep seperti Lean, SPC, TQM, Six Sigma, TPM, BSC, dsb.

Kita pernah melakukan assessment penerapan system Operational Excellence di beberapa perusahaan lokal Indonesia mencakup Supply Chain, Planning, Produksi, Quality, Maintenance, Warehouse, dan Support. Hasilnya dari skala 1-5, dimana 1 adalah sistem belum terimplementasi dan 5 adalah sistem terimplementasi secara menyeluruh,  rata-rata masih banyak yang berada di level 1&2. Artinya masih banyak hal-hal fundamental dari sistem yang masih belum diterapkan. Sehingga dari perspektif Lean, kita belum bicara mengenai level advanced yang perlu diterapkan karena hal-hal yang sifatnya fundamental masih belum dijalankan. Dengan hasil assessment tersebut, maka  kita bisa mendapat gambaran bagaimana roadmap Lean di suatu perusahaan. Sebenarnya, tidak ada perusahaan yang bisa mengklaim sudah menjadi Lean, karena Lean ini adalah filosofi, Lean adalah tujuan cita-cita, setiap project improvement yang dilakukan akan membuat perusahaan lebih Lean, dan improvement selanjutnya akan membuatnya lebih Lean lagi, dan begitu seterusnya. Lean tidak akan pernah berhenti, Lean adalah never ending journey, Lean adalah continuous improvement.

Journey pertama dalam roadmap bisa mencakup hal-hal paling mendasar dari operation, yaitu terkait translation dari strategy business dan melakukan organization alignment sehingga nantinya dikaskade menjadi key metrics yang akan dimonitor. Ini adalah sistem dasar yang harus dilakukan untuk menjadi dasar dalam menjalankan operation. System by data measurement menjadi dasar dalam menjalankan segala macam improvement. Termasuk mekanisme monitoring dan review yang terstruktur dan sistematis melalui mekanisme komunikasi dan problem solving, yang dikenal dengan sistem Short Interval Management (SIM).  SIM ini diterapkan dalam beberapa level mulai dari top management sampai shopfloor. dengan tujuan FAST FIVE. Fast problem detection, fast problem reporting, fast problem solving, fast problem escalation, dan fast decision making. Ini adalah ruh utama dalam Lean untuk menciptakan ownership terhadap hasil pekerjaan.

Sistem fundamental berikutnya adalah implementasi 5S workplace organization, bertujuan menciptakan area kerja yang bersih dan rapi sehingga pekerjaan produksi dapat dilakukan dengan efisien dan nyaman.5S bertujuan menciptakan kedisiplinan dan budaya kerja yang bersih. Sehingga area kerja terasa menyenangkan dan produk yang dihasilkan berkualitas bersih dan baik. 5S ini berusaha membentuk perilaku karyawan, sikap yang baik, dan pola pikir yang benar. Ini adalah langkah mendasar dalam hal improvement. 5S ini complementary bersama TPM Autonomous Maintenance, yaitu menciptakan kebersihan mesin, dengan cara melibatkan user/operator produksi dalam melakukan basic maintenance, sehingga mesin selalu dalam kondisi prima, dan memiliki efisiensi paling optimal.

Untuk menjalankan proses operation dibutuhkan standard kerja yang jelas. Lean mengatur ini dalam standardized work. Bukan hanya menunjukkan langkah-langkahnya, standardized work bertujuan mencapai konsistensi dari produk yang dihasilkan suatu proses. Mengatur secara detil setiap langkah operasi, pergerakan orang dan material, standard layout, sehingga kualitas yang dihasilkan konsiten, dan waktu yang dibutuhkan juga konsisten. Sehingga quality dan productivity dapat dijaga. Bahkan untuk pekerjaan yang Jadisme penguasaan skill operatornya diatur melalui mekanisme TWI.

Jadi untuk sistem fundamental dalam House of Lean yang harus menjadi fondasi adalah Organization alignment, Metrics, Short Interval Management, Problem Solving, 5S, TPM, dan Standardized Work. Setelah sistem tersebut diimplementasikan, maka kita siap menjalankan sistem Lean di tahapan berikutnya yang akan kita bahas di tulisan selanjutnya.
    

No comments:

Post a Comment